Perahu kertas
dalam botol kaca.
Ini
adalah untuk pertama kalinya aku merasa sangat sedih, bukan karena putus sama
pacar, bukan karena di marahin orang-tua, atau bahkan di jauhi teman. Tidak,
bukan itu alasannya. Ini adalah untuk pertama-kalinya aku merasakan kegagalan.
Ya, memang selama ini aku merasa hidup ku lancar-lancar saja, semua berjalan
dengan seharusnya, tetapi saat aku memiliki suatu keinginan yang kuat dan aku
benar-benar berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkannya, namun aku malah
tidak mendapatkannya. Ya, ini adalah pertama-kalinya aku memiliki keinginan dan
aku ingin mendapatkannya, memang harus aku akui bahwa selama ini aku tidak
memiliki keinginan apapun atau ingin menjadi apa, kehidupan yang aku jalani
bagaikan air yang terus mengalir dengan tenang dari hulu sampai ke muara, banyaknya
batu sungai, derasnya aliran sungai yang
diibaratkan sebagai rintangan dalam kehidupan ini sama sekali tidak pernah aku
rasakan. Aku bagaikan sebuah perahu kecil yang terperangkap dalam sebuah botol
kaca yang hidup dan tinggal atas perlindungan botol kaca itu. Ketika aku
terlepas dari botol kaca dan melihat dunia luar rasa ketakutanku semakin besar.
Haruskah aku kembali dalam botol kaca itu ?
Sedikit
demi sedikit bagian tubuhku larut oleh rembesan air yang menembus setiap rongga
kulitku, akankah aku hancur ? Walaupun aku hancur nantinya, aku harus melakukan
sesuatu dahulu sebelum memang benar-benar hancur. Aku sudah tidak peduli dengan
derasnya aliran sungai, ribuan bahkan jutaan batu kali yang menghalangi setiap
langkahku, aku harus berusaha mencari hingga sampai ke tepi. Aku percaya ketika
aku telah sampai di tepi dan disambut senyuman cerah dari mentari, aku akan
terlahir menjadi sosok yang lebih tangguh bukan perahu kertas kecil yang
terjebak dalam sebuah botol kaca.