Jumat, 23 Desember 2011

My diary



        Kembali aku buka laci meja belajar lalu kuraih buku pink winnie the pooh dan ku letakkan di atas meja, hanya winnie inilah yang selalu menemaniku tiap malam, hanya winnie lah yang mau setia mendengarkan keluh kesahku sepanjang hari, hanya winnie lah yang tanpa protes mendengarku menggerutu melampiaskan kekesalanku. Seperti malam ini aku butuh winnie untuk menjadi curahan isi hatiku. Winnie, hari ini aku sangat kesal tetapi disisi lain aku sangat senaaaaang. saat disekolah tadi lebih tepatnya saat aku baru keluar lab komputer tiba-tiba tanganku di tarik seseorang dan dia membawaku ke ruang seni rupa, winnie aku pernah cerita kan padamu sebelumnya kalau ruang seni rupa itu menyeramkan ! di sana sangat pengap, lembab, kotor, tidak terawat dan beberapa tahun yang lalu ada siswi yang bunuh diri sana, masih ingatkan kamu winnie ?! aku tidak mengerti kenapa aku di bawa ketempat ini, dan parahnya lagi aku hanya berdua disini tidak ada yang lain selain itu aku heran kenapa dia bisa memegang kunci ruangan ini ? aku sangat ketakutan tadi. Tadi dia mendorongku ke tembok dan dia menatapku seakan telah siap untuk menerkamku, aku tidak berani untuk menatap wajahnya terlebih matanya, lama kami diam dengan posisi seperti itu, rasanya aku ingin menangis dan berlari keluar ruangan ini dengan kencang tetapi apa daya tiba-tiba kakiku membeku dan tidak bisa digerakkan, aku hanya bisa mematung dan berdoa dalam hati agar aku selamat. Braaaaaaaaaaaaaaak ... aku mendengar seperti ada pintu yang didobrak, memaksa untuk masuk saat kubuka mata aku sangat terkejut dengan pemandangan di sekitarku ini bukan ruang seni rupa tetapi ini kamar rumah sakit, tidak tidak tidak ini kamar UGD lebih tepatnya tirai tirai putih yang menjadi pembatas tiap kiri kanannya, wangi obat yang menyengat, sangat menusuk hidung. Kenapa aku disini ?bukankah tadi aku masih diruang seni rupa dan aku ingat betul tadi aku masih bisa mendengar pintu yang didobrak? Aaah kepalaku sakit sekali !!! lalu tiba-tiba ada seorang suster yang menyapaku ramah dan bertanya keadaanku sekarang, aku hanya tersenyum kecil karena aku masih bingung dengan apa yang terjadi padaku. Winnie andai tadi kamu menemani aku tadi, mungkin aku tidak begitu ketakutan dan aku punya kekuatan untuk mengalahkan ketakutanku.Waktu aku bangun dan berusaha mendudukan tubuku aku melihat samar-samar dari tirai yang membatasi pandangan mataku , melihat seseorang dipojok sana sepertinya sedang berbicara dengan seorang pria berjas putih dan stetoskop yang menggantung di lehernya, dalam hati aku berkata “sepertinya tidak asing orang itu”. Lama aku memandanginya dari jauh tiba-tiba dua orang itu berjalan ke arahku, semakin dekat dekat dekat dan kini sudah ada dihadapanku. Winnie !!! aku sangat syok saat dari dekat aku melihatnya, kamu tahu winnie, pria berjas putih dan stetoskop yang menggantung dilehernya adalah kakak sepupuku Rian. Dan seseorang satunya lagi yang memakai seragam sekolah sepertiku dan sweater hitam dan bertuliskan “I’m the boy” dengan tinta berwarna putih adalah Sunny, kakak kelasku yang sekarang duduk dikelas XII-A-1. Rian mengacak-ngacak rambutku dan berkata “tidak perlu khawatir, anak ini hanya syok dan terlalu lelah, sebaiknya segera antar pulang lalu pastikan dia istirahat dengan benar lalu jangan lupa obatnya teratur diminum”. Sunny hanya tersenyum lalu membereskan barang-barangku setelah itu membantuku untuk memakai sepatu.Sepanjang perjalanan itu kami hanya diam winnie, itu sangat membosankan tapi winnie mungkin itu wajar karena dia serius memperhatikan jalan dan motor yang dikendarainya, dia sangat hati-hati menjalankan motornya seperti yang tidak mau aku ketakutan dan tidak mau aku dalam bahaya, setengah jam berlalu dan aku sampai depan rumah, tidak lupa aku ucapkan terima kasih sebelum aku masuk namun aku sangat terkejut dengan respon yang dia berikan, Sunny memarkirkan motornya lalu berkata “ayo aku temani ke dalam, pasti orang tuamu khawatir karena kamu pulang terlambat” benar saja saat aku lihat jam di pergelangan tangnku jam sudah menunjukan pukul 11 malam, oh tidak ! aku dalam masalah, selain itu hp ku ternyata mati karena baterainya habis, sebelum aku membuka pintu, pintu sudah terbuka lebih dulu ternyata ibuku yang membukakan pintu dengan raut muka yang panik ibu memeluk tubuhku dengan erat lalu kulihat ayah berada di belakang ibu dan menatapku dengan raut wajah yang khawatir. Mungkin sebelumnya Rian sudah menghubungi orang tua ku sehingga tahu dengan keadaan saat ini. Ketika masuk kamar untuk beristirahat aku masih bisa mendengar kedua orang tuaku berbicara dengan Sunny lalu sayup sayup aku sudah tidak bisa mendengar suara orang tuaku dan sunny yang ku dengar hanyalah suara derungan mesin motornya yang semakin menjauh.
           Winnie, sekarang aku sangat mengantuk. Mataku sudah ingin terpejam, walaupun besok aku tidak sekolah dulu tapi aku sudah tidak bisa terjaga seperti malam-malam sebelumnya selain itu tubuh ku sangat lelah ingin rasanya aku segera tidur, winnie makasih ya sudah mau menemaniku aku harap kamu tidak bosan mendengar seluruh ceritaku. Waktunya tidur winnie selamat malam . kututup winnie dan kusimpan dalam laci meja belajarku.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2009 cheers up !